CHAPTER 2 :BEGINNING

1K 14 1
                                    

"dany..." ucap raka.

"iya raka?" jawabku gugup.

"mereka romantis ya." ujar raka dengan mata yang sangat terpaku akan scene ciuman itu.

"tapi sayang mereka cuman film ka, jadi jangan terlalu baper ahahaha." kujawab dengan tawa kecil agar suasana yang canggung ini cair.

"lu pernah ciuman dany?." tanya raka.

Ntahlah,pertanyaan raka ini seakan membuatku ingin berpikir keras, dimana notabenenya kita sedang menonton film yang scene nya sedang ciuman. Kedua dia bertanya setelah melihat adegan tersebut. "ya tuhan,apa yang harus kulakukan."ucapku yang tengah berpikir akan jawaban dari pertanyaan raka.

"dany? Dany?" hey,are you okay?" ucap raka sambil melambaikan tangan di depan wajahku.

"ehh gimana raka?" jawabku dengan rada gugup.

"yaelah ditanyain malah ngelamun, kesambet setan baru tau rasa lu!" ujar raka dengan nada yang mengejek serta memukul kecil bahuku.

"maksud lu ciuman? dengan kekasih gw ka?" tanyaku sekali lagi.

"iya, lu pernah ga?" jawab raka sembari menaikkan alisnya.

Dari semua pertanyaan didunia,pertanyaan raka lah yang membuat berpikir entah apa dia gay atau normal, bisa bisanya dia bertanya begitu kepadaku. Dalam hal yang biasa sih,wajar jika seorang teman menanyakan soal itu, tapi aku dan raka tidak terlalu dekat. Apa itu wajar? Tidak kan.

"p-pernah ka." jawabku spontan.

"hah?! Serius lu?" dengan nada yang bisa dibilang kaget,raka juga sedang memandangiku dengan tajam.

"i-iiya ka."

"kenapa ka? Apa itu menjijikkan ya?." tanyaku ke raka sembari menundukkan kepala.

"nggak biasa aja." jawab raka dengan nada datar.

"ohyaudah,ini udah malam banget, mungkin gue harus tidur ya ka." ucapku ke raka.

"ya." balas raka.

Pagi itu rada aneh aja, terbangun dimana tidak sedang berada d
irumah sendiri. Iya, ternyata ini bukan mimpi. Aku benar-benar ada di rumah Raka. Hal yang masih bisa dikatakan berdebat dalam pikiranku. Mengingat kejadiaan yang bisa membawaku kesini selain Raka yang memintaku untuk pulang bersama dia. Dan bukan main lagi, semalam mungkin itu adalah malam terakward kita, ya, bagaimana tidak. Raka menanyakan soal ciuman pertamaku. Dimana kemarin jawaban yang kuberikan hanyanya kebohongan besar agar menutupi rasa gugupku.

"Raka...". Sahut bunda raka didepan pintu.

Alih-alih terdengar suara pintu yang terbuka. Ternyata bunda yang sedang masuk. Dengan sigap ku bangun agar terlihat baikan dan tidak malas.

"eh bunda, selamat pagi." Sapaku untuk tuan rumah yang telah sudi menerimaku.

"eh nak dany, udah bangun ya."

"iya bun."

"Raka dimana ya nak? Kok bunda ga liat dia bareng kamu dikasur". Dengan mata yang sedang mencari keberadaan anaknya.

" Raka lagi mandi bundaaaa!." Terdengar suara dari kamar mandi.

"oalah,raka sedang mandi toh." Jawab bunda dengan gaya yang sedang menahan tawa.

"nanti kebawah ya nak dany, bareng raka biar sama sama sarapannya." Ucap bunda dengan nada yang lemah lembut.

Dengan mengangkat tangan serta memunculkan jari jempolku disertai dengan ucapan " oke bunda."

unexpected journeyOnde histórias criam vida. Descubra agora