19| The Unification

279 40 0
                                    

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

Dari sebuah persyaratan kini tampaknya menjadi sebuah rutinitas.

Ini sudah kali kesekian bagi Kaila dalam menemani laki-laki yang tampak sumringah saat bola berwarna orange tersebut melesat masuk ke dalam ring dengan mulus.

Berawal dari menemani Jake bermain basket di setiap malam minggu. Kemudian naik satu tingkat menjadi setiap kali Jake mengajaknya tanpa memperdulikan hari.

Tangan Kaila terasa gatal. Ingin memotret Jake dari jauh. Tidak peduli akan gengsi. Faktanya semakin kesini, baik Kaila dan Jake memang sudah menyelami kehidupan satu sama lain.

Senyum Kaila merekah. Ia berhasil memotret Jake dengan hasil potretan yang menurutnya tidak begitu buruk.

"Habis ngapain?" tanya Jake.

Kaila memberikan botol mineral yang langsung diterima baik oleh Jake. "Nih, habis motoin atlet kebanggaan Bekasi." Kaila menunjukan hasil fotonya.

"Wow. Kirim dong, nanti gue posting."

Jake kini mengambil tempat di sebelah Kaila. Duduk dengan santai sambil meluruskan kedua kakinya. Mengelap leher dan pelipis yang penuhi oleh keringat.

"By the way. Gue tu pengen ngobrol serius sama lo. Tapi gak sekarang," ucap Jake.

Kaila menoleh sebentar. "Kenapa ya populasi manusia mirip lo gini di muka bumi ini malah mebludak? Kayak, bisa gak sih kalo gak niat buat ngomong secara langsung bibirnya ditahan aja? Dari pada bikin penasaran." gerutu Kaila.

Bukannya merasa bersalah, Jake malah terkekeh di tempatnya. "Kenapa? Emang gak boleh bikin lo penasaran? Sekali-sekali gak masalah sih harusnya."

Kaila berdecak kecil. "Mau ngomongin apa sih? Gak bisa kasih tau sekarang?" tanya Kaila kembali. Tak sanggup menahan rasa penasaran.

Jake terlihat menimbang sebelum tersenyum saat tatapannya bertabrakan dengan manik hazel di sebelahnya. "Apa ya?"

"Ih najis. Nyebelin banget jujur." Kaila membuang pandangan ke arah lapangan.

Senyum di wajah Jake belum kunjung luntur. Dari samping, ia mengamati wajah Kaila. Gadis itu terlihat lucu saat menggerutu di tempatnya.

"Gue suka sama lo."

Mulut yang tampak komat kamit tersebut berhenti. Menoleh ke arah Jake lalu mendadak tertawa sumbang. "Ngomong apa sih lo." katanya.

"I said I like you. Kan tadi katanya pengen tau sekarang, itu udah gue kasih tau."

Ia berdehem pelan untuk kembali menguasai diri akibat semakin dibuat shock oleh Jake. Ya memang ingin tahu sih. Tapi masalahnya Kaila cuma memiliki satu jantung. Gak lucu kan kalau jantungan detik ini juga. Dan mana pernah Kaila sangka bahwa kalimat sakral yang akan Jake lontarkan.

The Apple of My EyeWhere stories live. Discover now