Prolog

95 5 0
                                    

Anak itu kini melangkah menuju taman yang tak berada terlalu jauh dari rumahnya. Lelaki itu berjalan sendiri dengan muka lesu. Suasana yang sangat sepi membuat gesekan sendal dan aspalnya sampai terdengar,"srek, srek, srek" terdengar dengan halus.

Sampailah dia di tempat tujuan. Dia kira hanya dia seoranglah yang ada di taman tersebut. Tetapi ada seseorang gadis yang sedang berada di ayunan. Dia menggerakan ayunan tersebut menggunakan kakinya yang kadang tidak sampai untuk sekedar menyentuh aspal.

Lelaki itu tidak mempedulikannya dan menghampiri ayunan yang terletak di samping gadis tersebut. Gadis tersebut memberhentikan ayunannya ketika melihat sang lelaki tidak mengayuh ayunan dengan kencang, melainkan hanya menyeret ayunan tersebut sesuai gerak tubuhnya yang seolah dapat tumbang bila di terpa angin.

" Hai, nama kamu siapa?" Tanya sang gadis tersebut. Satu detik, dua detik, tiga detik, sampai lima detik telah berlalu tapi tak ada satupun jawaban darinya. Lelaki tersebut hanya diam menatap burung yang terdapat di depan mereka. Gadis tersebut pun merasa heran.

" Ih kok diem? Aku kan tadi nanya ke kamu. Di jawab dong." Omongnya kesal. Tak lama kemudian lelaki itupun menjawab.

" Kyno." Ketusnya.

" Oh Kyno, kenalin aku Kayna." Jawabnya dengan senyuman manis dan tangannya yang ia lontarkan yang menandakan perkenalan. Tetapi cowo tersebut hanya menatapnya datar dan tidak membalas tangan yang telah Kayna lontarkan.

Iya dia memanglah dingin. Sangatlah dingin, bahkan dinginnya es bisa di kalahkan dengan dingin dirinya. Tapi aku yakin dapat meluluhkan hatinya.

***

Butiran Es dan Percikan ApiWhere stories live. Discover now