AKU

63 3 0
                                    



Nama aku Kayna Laura Andira. Aku kelas XII-IPA 2. Aku termasuk murid berprestasi di sekolah padahal aku gak pintar – pintar amat juga. Aku cukup terkenal di sekolah, pasti karena paras aku yang cantik lah yah pastinya (mulai kan ke pd-annya). Tapi entah kenapa ada satu anak yang benci banget sama aku, namanya Varas. Aku bukan lahir dari keluarga yang memiliki kekayaan berlimpah tapi mencukupilah. Malahan lebih dari cukup.

Aku tinggal di rumah yang gak begitu megah pas untuk keluarga kecilku yang hanya berjumlah tiga orang, aku, ibuku, dan ayahku tentunya. Aku juga masih jomlo loh guysss... (eh kan ngaur lagi.)

***

Kini matahari mulai terbit. Tugas bulan selesai sudah. Sinarnya membangunkanku dari tidur cantikku. Eh, maksudnya tidur nyenyakku.

"huahhh, jam berapa sih, kok matahari udah terik aja." Gumamnya sambil mengambil HP nya untuk melihat jam.

" Hah?! jam 06.00 ahh bisa telat nih!. " Teriaknya dengan penuh kekhawatiran.

Sehabis mandi dan berpakaian dia bergegas kebawah hanya untuk sekedar berpamitan.

" Ma, aku pergi dulu ya. Udah telat nih." Omong Kayna yang sudah memastikan dia akan telat.

" Ih makan dulu, nak!" sahut Mama dari dapur.

" Kayna berangkat!" Jawabnya heboh berlarian menuju sekolah.

Dia berlari dengan tergesa – gesa. Dan benar saja sesampainya dia di sekolah gerbang baru di tutup. Di sana hanyalah ada aku dan Pak Satpam.

" Pak bukain dong." Pintanya kepada si Bapak penjaga pintu gerbang. Kayna adalah sosok murid yang teladan dan cukup ramah kepada warga sekolah. Jadi tak sungkan lagi untuk sekedar meminta bantuan itu.

" Ok, baiklah Bapak bukakan. Jangan beri tahu siapa siapa ya Kay, hehe. Jangan di ulangi lagi juga!" Tegasnya di akhir kalimat.

" Siap Boss." Candanya.

" Hahaha, cepet kamu masuk kelas sebelum guru di kelasmu datang." Ucap Pak Satpam sambil membukakan gerbang.

" Makasih Pak." Ujarnya sambil berlari menuju kelasnya.

" Huft, untung aja ada si bapa" Gumamnya lega.

" Kemana aja lo ? Tumben banget sang Kayna Laura Andira kesiangan." Tanya Laurent teman sebangkunya sekaligus sahabat tercintanya. (Hmm, agak jijik gitu pas ngomongnya.)

" Yaelah Ren, gue juga manusia kale. Pasti punya lah kesalahan." Jawabnya dengan sosoan bijak.

" Ya ya, serah lo." Jawab Laurent dengan malas.

***

Semua itu makin membuat Kayna pusing. Ya, semua pelajaran yang sedang di jelaskan. Sungguh ingin membuat kepalanya ingin  meledak. DUAR! Ledak sudah pikirannya saat kini.

" Ren, sumpah ye gue udah puyeng nih dengerin Pak Charlie ngejelasin ginian. Gak ada yang masuk sumpah. Nanti liat catetan lo ya, hehehe" Ucapnya kepada Laurent yang sebenernya sama saja kaya dia-gak ngerti.

" Lo pikir gue ngerti apa? Ini cuman corat coret buku doang biar kaga dimarahin ama Pak Charlie." Jawab Laurent dengan lesu.

Kayna tak menjawab apapun omongan Laurent. Dia mencoba mengerti pelajaran saat itu walaupun tidak ada hasil. Dahinya sampai mengernyit, bibirnya sedikit maju, dan mukanya terlihat seperti orang kebingungan . Dia terlihat sangat fokus padahal yang ada di benaknya sekarang hanyalah menunggu waktu istirahat.

***

"Kkkrrriiinggg....." bel istirahat berbunyi. Huft, hatinya nampak bahagia, otaknya lega, napasnya yang  sesak jadi  bebas bernapas, frustasinya pun hilang seketika.

" Ren, kantin yuk. Laper nih gue." Pintanya sambil memegangi perut yang sudah keroncongan.

" Eh, bentar dulu gue mau ke Kyno dulu buat minjem buku fisika. Kan tadi gue gak merhatiin. Sekalian mau ketemu Lucas." Protesnya.

" Kyno..." Ucapnya pelan. Pandangannya terlihat kosong lurus ke depan. Seketika pikirannya berputar. Nama itu mengingatkannya pada suatu kejadian di taman saat itu. Jantungnya mulai berdegup kencang saat mendengar namanya. "Apakah itu Kyno yang di taman itu.." batin Kyna.

" Iya Kyno. Emangnya kenapa? Lo naksir ya.. Dia dingin banget lho. Malahan gue gak pernah liat dia senyum sedikit pun. Awas nanti malah sakit hati." Candaan Laurent membuat Kayna berhenti melamun.

" Ih gak. Apaan sih." Sudah jelas ini makin meyakinkan dia akan Kyno yang ia maksud.

" Ayo ah Ren cepet jangan buang - buang waktu!"

" Kenapa? Gak sabar ketemu Kyno ya."

" Ih gak gitu. Gue udah laper, belom di sana nanti lo kangen kangenan dulu ama Lucas dan bla,bla,bla. Gue nanti makin laper. So, jangan buangbuang waktu." alesannya yang sebenernya gak ada benernya. Nanti gue tambah laper dan baper kalo harus ada kyno.

" Halah alesan." Jawab Laura dengan singkat.

***

Mereka sudah sampai di kelas itu. Kayna memutar kepalanya ke segala arah untuk mencari sang Kyno. Tapi tak ada tanda tanda kehadiran Kyno. Ya, mungkin bukan Kyno yang gue tahu.

Laurent langsung berlari menuju tempat duduk Lucas dan menyapanya ramah. Sosok lelaki yang duduk di sebelah Lucas tampak sangat diam dan anteng sambil membaca buku yang berjudul 'Harry Potter'. Jantung Kayna mulai berdegup lagi karena dia belum sempat melihat muka sang lelaki tersebut karena tertutup buku bacaan. Tak lama kemudian Laurent meminjam buku fisika kepada laki laki tersebut. Jantungnya berdegup lebih kencang.

" Kyn " Panggil Laurent. Lelaki itu menurunkan buku yang tadi menutupi mukanya sambil mengangkat satu alis yang maksudnya bertanya. Jantung Kayna berdegup semakin kencang. Dan jantung Kayna serasa meledak ketika melihat Kyno di depannya.

" Gue mau minjem buku fisika lo dong. Tadi gue udah frustasi banget di kelas jadi gue gak nyatet." Laurent berbicara pada lelaki tersebut.

" Hmm.." Hanya respon itu yang dia dapatkan. Lelaki itu sangatlah dingin. Membuat Kayna tertegun melihatnya.

" Nih." Ucap Kyno kepada Laurent dengan menatapnya datar. Kyno sempet melirik ke arah Kayna dengan datar tapi tak sampai 3 detik dia langsung membuang muka.

Kayna merasa sangat canggung saat itu. Dia bertingkah laku sangat aneh di situ 'salting'. Keringatnya kini mulai menetes. Bukan karena kepanasan melainkan gugup berada di dekat Kyno.

" Ren, ayo ah ke kantin gue udah laper." Pinta Kayna yang menyadari bahwa dirinya sudah salting.

" Tadi gak sabar mau ketemu.." Belum sempat ia melanjutkan kata-katanya Kayna langsung menginjak kaki Laurent-refleks.

" Aww!" Teriak Laurent.

" Kenapa Ren?" Tanya Lucas.

" Gak kok ya, Ren. Gak apa-apa kan." Celetuk Kayna.

" Udah ya, Lucas gue duluan mau ke kantin ama Laurent. Bye.." Ucap Kayna sambil menarik Laurent ke luar kelas.

" Lepasin Kay! Lo kenapa sih?" Tanya Laurent.

" a..a-nu.." Jawabnya dengan terbata-bata.

" Kenapa lo nganu ama Kyno." Jawab Laurent penuh candaan.

" Gak ihh." Jawab Kayna kesal.

" Ya terus kenapa?"

" Itu yang namanya Kyno?"

" Iya, Kenapa? Naksir yak bu." Tanya Laurent dengan tatapan sinis.

" Hah? Hmm, gak kok." Jawabnya dengan terbata-bata.

" Eh udah yoks ke kantin aja. Laper banget gue asli ih ini mah." Celetuknya mengalihkan pembicaraan.

" Ya ya, yaudah ayo." Jawab Laurent pasrah.

Itu benarlah dia. Dialah sang raja es. Yang pernah kutemui di sebuah kenangan di taman. Dengan prilaku dinginnya yang menyelimuti hatiku yang penuh dengan kehangatan

***

Butiran Es dan Percikan ApiWhere stories live. Discover now