Happy Birthday

62 2 4
                                    


Besok adalah ulang tahunku. Ulang tahun untuk yang ke 18 kalinya. Harusnya ini bisa jadi ulang tahun termeriah untuk ku, karena ada sosok Kyno tentunya.

Matahari mulai muncul. Cahyanya menghangatkan tubuh mungilku. Aku berjalan menelusuri pagi di temani oleh bisingnya jalan. Jakarta. Kota ramai yang di penuhi oleh orang-orang beragam. Aku memejamkan mata untuk menikmat indahnya pagi ini. Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

" Hari yang indah." Gumamku. Saat aku berjalan ada seseorang yang tiba-tiba memberhentikaku. Dia menggenggam bahuku erat. Aku membuka mataku untuk melihatnya.

" Kyno.." Sahutku pelan.

" Lebih indah kalo bareng gue." Ucapnya tersenyum tipis. Aku hanya bisa tersenyum dan mengeleng-geleng kepala karena kelakuannya. Dia menjajarkan tubuhnya denganku. Di hari yang indah ini ku mulai dengan ciptaan yang indah. Terima kasih tuhan telah menciptakannya.

***

Hari ini awan tidak menangis. Aku bisa menikmati siang dengannya di rooftop. Kami sering ke tempat ini bila istirahat. Hanya menghabiskan waktu berdua. Memutar segala memori indah. Dari pertemuan hingga sekarang. Aku menyandar ke bahunya yang gagah. Senyumku terukir begitu saja.

" Kyn, sekarang tanggal berapa?" Tanyaku.

" Tanggal 31 Januari. Kenapa?" Jawabnya.

" Gak kok, nanya aja." Menyebalkan. Dia lupa bahwa besok ulang tahunku. Laurent pun menjawab hal yang sama. Aku kira dia satu-satunya orang yang ingat. Ternyata Mama, Papa, Laurent, dan sekarang Kyno sama saja. Mungkin mereka menyembunyikannya, atau...memang lupa.

Tak lama kemudian waktu istirahat habis. Dia mengantarku ke kelas. Murid-murid sudah tidak asing lagi dengan hubungankudan Kyno. Mereka sudah tau tentang semuanya. Dan Varas, sudah jarang membuat ulah denganku. Coba saja ini sudah terjadi dari dulu. Pasti lebih menyenangkan.

***

Krrriiingggg!!!

Bel sekolah berbunyi. Tandanya waktu pulang sekolah tiba. Seperti biasa ada sosok lelaki yang menungguku di depan gerbang. Takku sangka ini akan menjadi semenyenangkan ini 'cinta anak SMA'.

" Yuk, pulang." Ajaknya. Aku mengangguk kecil. Kyno yang merasa mengerti mempersilahkanku berjalan lebih dulu.

Rumahku tidak terlalu jauh. Jadi, kami terbiasa jalan kaki atau tidak naik angkutan umum bila sedang hujan. Selama perjalanan kami habiskan dengan canda tawa. Kami telah berdiri di depan rumah berpagar putih. Rumah Kayna.

" Kyn, mau mampir?" Tanyaku lembut.

" Gak Kay, makasih." Jawabnya dengan senyuman.

" Yaudah, bye sayang." Aku langsung menutup mulutku. Seharusnya aku tidak memanggilnya 'sayang'. Sangat bodoh. Kyno terkekeh.

" Bye, sayang." Balasnya dengan senyuman. Lalu, dia pergi meninggalkan Kayna yang sudah di buatnya meleleh. Hari ini memang membuat Kayna senang. Namun, keganjalan itu masih berbekas di hatinya. Tidakkah dia ingat besok hari ulang tahunku?

***

Sepulang sekolah, aku menghabiskan waktuku di balkon kamar. Memandang langit sore yang sekarang menuju malam. Aku tidak tahu berapa lama waktu yang telah aku habiskan. Aku sangat menikmati pemandangan malam ini. Terlebih aku berniat untuk bergadang. Setidaknya aku akan tidur jam 00.01.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.00. Tinggal 2 jam lagi aku menyentuh umur 17 tahun. Tidak lama kemudian ada seseorang mengetuk pintu kamarku.

" Masuk aja, gak di kunci." Teriakku dari balkon. Mama masuk dengan senyum manisnya.
" Kok belum tidur, nak?" Tanyanya.

" Belum mah, mau nunggu nyampe aku umur 18 tahun." Jawabku sambil menyengir kuda.

" Anak mamah udah gede." Ucapnya tertawa.

" Hehehe, iya dong mah." Jawabku sambil menyengir kuda. Mamah mengajakku berbncang sepanjang malam. Tak terasa sekarang sudah pukul 23.30 .

" Mamah keluar dulu ya."

" Iya mah." 30 menit menuju umur ke 18 belas. Alunan lagu yang ku putar lewat HandPhone menemani kesepian malam itu. Aku yang sudah mulai ngantuk mulai tidak tahan untuk kembali ke ranjang. Tiba-tiba HP ku berdering. Bukan apa-apa. Itu hanya bunyi timer yang ku pasang bila menunjukan pukul 00.00. Senyumku terukir.

" Happy Birthday to me." Gumamku kecil. Hal kecil ini sudah membuatku bahagia. Tempat tidurku serasa menunggu kehadiranku. Aku beranjak ke tempat tidurku. Saat aku mulai berdiri tiba-tiba aku melihat satu balon merah berbentuk hati terbang ke arah ku. Dengan gesit aku menangkapnya. Di balon tersebut ada tulisan " BOOM!". Mungkin yang di maksud sang pengirim aku harus memecahkahnnya. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil jarum dan meledakanya. Di dalamnya ada surat yang bertulis " Happy Birthday Kayna, from K." Setelah itu lalu ku lihat satu balon lagi terbang dan di susun dengan balon lainnya. Air mataku menetes membanjuri pipi kecilku. Bukan karena sedih, melainkan kegembiraan. Aku melihat ke bawah. Di sana ku dapati Kyno dan motornya.

" Happy Birthday!" Teriaknya. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

" Aku pulang ya. Udah malem." Tambahnya. Aku hanya mengangguk kecil. Walaupun sebenarnya hati tidak rela. Knalpot motornya berbunyi.

" Bye." Ucapku di tambah lambaian tangan. Ulang tahunnya kali ini menjadi sempurna.

***


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 13, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Butiran Es dan Percikan ApiWhere stories live. Discover now